Text
The Rule of Law
Pertama-tama, kita perlu menjelaskan mengapa kita berasumsi bahwa penggunaan frasa "rule of law" dapat mencakup pengalaman negara-negara berbahasa Inggris dan Eropa kontinental. Tentu saja, kita tidak dapat menganggap remeh bahwa ungkapan seperti Rechtsstaat, État de droit, Stato di diritto, dan Estado de derecho merujuk pada fenomena yang sama. Bidang semantik ungkapan-ungkapan ini tampaknya sama karena kekerabatan linguistiknya, tetapi kekhususan historis dan konseptual dari "tradisi nasional" yang mendasarinya tidak boleh diabaikan. Bahkan jika kita cenderung meminimalkan perbedaan di Eropa kontinental, kontras dramatis antara sistem hukum perdata dan sistem hukum umum akan mencegah kita untuk menganggap "rule of law" dan Rechtsstaat (dengan ungkapan yang serupa) sebagai sinonim belaka. Singkatnya, ini adalah thema probandun dari penelitian kita, dan bukan aksioma, bahwa ungkapan yang berbeda termasuk dalam semesta makna yang pada dasarnya konsisten. Akan tetapi, kita akan mencoba keluar dari kesulitan terminologi kita dengan menggunakan frasa "rule of law" secara umum, yaitu tidak hanya dengan merujuk pada dunia berbahasa Inggris. Kita akan menggunakan istilah Rechtsstaat (dan ungkapan serupa lainnya) hanya ketika kita merujuk pada pengalaman khusus di benua Eropa. Tentu saja, masalah ini tidak dapat dipecahkan dengan menggunakan tipu daya terminologi; tujuan kita adalah untuk membuat sketsa diagram historis dan berbagai makna dari "medan semantik" yang relevansinya dalam budaya politik Barat tidak dapat disangkal.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain