Text
Legal Argumentation in Civil Law and in Common Law Erasmus Programme
"Setiap pembaca buku ini kemungkinan besar pernah menemukan kutipan dari, dan mungkin keseluruhan, opini pengadilan di surat kabar atau dalam materi untuk mata kuliah ilmu politik, sejarah, atau filsafat. Biasanya, dan terutama dalam kasus yang paling penting dan menarik, opini ini akan berupa argumen yang rumit yang dirancang untuk mendukung keputusan atau putusan hakim atas beberapa pertanyaan hukum, misalnya, pada pertanyaan: Apakah Konstitusi Amerika Serikat mengizinkan pemisahan berdasarkan ras siswa di sekolah umum? Brown v. Board of Education, 347 U.S. 483 (1954). Meskipun argumen dalam opini pengadilan sering kali cukup panjang dan rumit, sebuah argumen minimal terdiri dari setidaknya dua pernyataan, yang salah satunya (premis) diklaim sebagai alasan untuk menerima yang lain (kesimpulan). Istilah ""argumen"" terkadang juga digunakan untuk merujuk pada alasan atau serangkaian alasan untuk pernyataan tertentu, seperti ketika seseorang menantang pernyataan seseorang dengan memintanya untuk memberikan argumennya. Akan tetapi, sebagian argumen merupakan argumen yang baik, dan sebagian lagi merupakan argumen yang buruk; dan seseorang seharusnya hanya dapat diyakinkan oleh argumen-argumen yang baik.
Secara tradisional, studi argumen dan perumusan kriteria untuk evaluasi argumen telah masuk dalam ranah logika, tetapi hingga baru-baru ini para ahli logika belum memberikan perhatian yang lebih besar pada argumen hukum. Kelalaian ini saat ini sedang diperbaiki, dan perkembangan teknis baru dapat memberikan wawasan menarik tentang kompleksitas dan kehalusan penalaran hukum. Meskipun demikian, mahasiswa yang hanya menguasai cabang-cabang logika dasar dapat memahami argumen hukum dengan lebih baik. Selain itu, studi logika dasar dapat diperkaya dengan pemeriksaan argumentasi hukum."
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain